Sunday, December 31, 2017

Menyebar pesan kemanusiaan melalui kaligrafiti

Kaligrafiti yang berasal dari kaligrafi dan graffiti, El Seed
Bagi beberapa masyarakat, khususnya masyarakat barat, menganggap orang dan kebudayaan arab adalah hal yang sangat menakutkan. Nama, bahasa dan semua yang berkaitan dengan arab dianggap sebagai bentuk teorisme. Stereotip yang salah ini membuat dunia arab mendapatkan kesulitan ketika berpadu di dunia modern seperti sekarang ini.

Namun, bagi el Seed yang merupakan artis berwarganegara Perancis keturunan Tunisia ini mampu menggabungkan budaya arab dengan seni. Melalui, kaligrafiti, ya dua buah budaya yang sangat berbeda. Kaligrafiti berasal dari dua budaya berupa kaligrafi dan graffiti. Kemampuannya dalam menggabungkan kedua budaya ini telah membawanya kepada sebuah pengalaman yang tidak pernah terlupakan. Kaligrafiti telah memberikan warna baru tentang perdamaian dan persatuan bagi masyarakat pinggiran di kota Cairo, Mesir.

Seni yang diciptakan oleh El Seed bukanlah hanya sebatas seni biasa. Melalui seninya, ia mencoba menyampaikan pesan mengenai nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, seni puisi, dan perdamaian. Namun, yang menjadi pertanyaan mengapa menggabungkan kaligrafi yang merupakan seni budaya timur tengah menggunakan bahasa Arab dengan graffiti yang merupakan budaya barat dengan karakteristik kebebasan. Keduanya merupakan dua budaya yang saling bertolak belakang.

Melalui websitenya, el Seed menyatakan bahwa seni kaligrafi merupakan sebuah seni yang tak hanya sebatas kata-kata ataupun arti tertentu, melainkan adanya sebuah inspirasi bagi seseorang ketika ia melihatnya. Sehingga orang-orang, khususnya masyarakat terinspirasi ketika melihatnya pertama sekali. El Seed saat ini menerima berbagai penghargaan atas karya seninya seperti di tahun 2017 ia memenangkan hadiah dari UNESCO Sharjah Prize untuk Kebudayaan Arab, dan ia juga tergabung dalam TED Fellow members. Anda bisa melihat lebih banyak karya-karyanya baik di website ataupun di akun instagramnya.

0 comments: