Unsur-unsur kimia secara alamiah mencoba mencapai sebuah titik stabil. Untuk mendapatkan kestabilan, atom umumnya menggunakan berbagai cara. Sebut saja seperti unsur radioaktif yang meradiasikan isotop-isotopnya untuk mencapai kestabilan. Dan ikatan-ikatan secara kimiawi pun adalah salah satu alasannya.
Dirasah Ilmu – Untuk mencapai kestabilan, atom-atom memiliki prinsip berupa memenuhi kamar-kamar elektron. Secara kuantum, setiap atom memiliki kulit dan subkulit yang diisi oleh elektron. Stabilitas suatu atom ditinjau dari penuhnya atom dalam satu subkulit terluar, atau elektron-elektron mengisi subkulit setengah penuh. Dalam ilmu kimia, istilah ini disebut dengan aturan atau prinsip Afbau dalam topik konfigurasi elektron.
Berdasarkan uraian sebelumnya, diketahui bahwa terjadinya sebuah ikatan kimia adalah untuk mencapai kestabilan. Dengan kata lain, tidak stabilnya suatu unsur ataupun senyawa menunjukkan reaktivitas dari baik senyawa maupun unsur tersebut. Selanjutnya, apa-apa saja yang dikategorikan sebagai ikatan kimia?
Ikatan-ikatan Kimia
Ikatan ionik adalah jenis ikatan kimia yang pertama. Jenis ikatan ini sering dikatakan sebagai ikatan logam dan non-logam karena umumnya melibatkan unsur-unsur logam dan non-logam. Ikatan ionik seperti nama jenis ikatannya, terdiri atas ion-ion yang dihasilkan dari kedua jenis unsur tersebut. Contoh dari ikatan ionik adalah gram dapur dengan simbol NaCl, yang disusun atas kation Sodium (Natrium) dan anion Klorin.
Proses terjadinya ikatan ionik terjadi ketika elektron valensi (elektron terluar) dari suatu unsur mencoba untuk stabil. Unsur-unsur logam seperti logam-logam golongan IA dan IIA (alkali dan alkali tanah), cenderung untuk melepaskan elektron terluarnya. Sementara itu, unsur non-logam khususnya golongan VIA dan VIIA cenderung untuk mencari elektron. Dengan adanya kebutuhan akan kestabilan, Sodium (Natrium) melepaskan satu buah elektronnya untuk ditangkap oleh Klorin sehingga tercipta interaksi donor dan reseptor. Menariknya, ikatan ionik menciptakan jenis senyawa baru yang berbeda karakteristiknya baik fisis maupun kimiawi seperti garam dapur (NaCl).
Di lain hal, ikatan kimia juga terjadi ketika dua unsur meminjamkan satu atau dua elektron valensinya untuk digunakan oleh keduanya. Jenis ikatan ini disebut dengan ikatan kovalen. Berdasarkan pengamatan baik dari aspek teoretikal dan praktikal, ditemukan bahwa ikatan kovalen terjadi pada unsur yang sama seperti gas hydrogen, klorida, fluoride, bromide, dan iodide. Akan tetapi, ikatan kovalen juga terjadi pada unsur-unsur yang saling berdekatan antar golongan seperti P (fosfor) dengan Cl (klorin). Demikian pula dengan unsur-unsur yang memiliki ke-elektronegativitas yang mirip, ikatan kovalen sering terjadi.
Sebagai kesimpulan, atom-atom saling berinteraksi menciptakan sebuah ikatan secara kimiawi berdasarkan elektron terluarnya atau elektron valensi. Setiap terjadinya ikatan kimia, terbentuk jenis material baru yang secara karakteristik fisis dan kimiawi berbeda dari unsur-unsur pembentukannya.
0 comments: