Sunday, February 18, 2018

Metodologi Pemurnian Air

Pemurnian dan pengolahan air dilakukan agar dapat dikonsumsi
Air adalah salah satu material yang penting bagi manusia. Tubuh manusia sendiri, hampir 80 persennya mengandung air, sehingga air memainkan peranan yang penting untuk kehidupan manusia. Namun demikian, tak banyak masyarakat yang dapat menikmati untuk konsumsi air. Di Indonesia sendiri, ada beberapa wilayah yang masyarakatnya mengalami kekurangan air. Meskipun demikian, sumber air di Indonesia tergolong cukup banyak, namun proses pemurnian dan pengolahannya yang masih sangat sedikit. Akhirnya, masih banyak masyarakat di Indonesia yang kekurangan sumber air.

Air digunakan untuk berbagai hal, tak hanya digunakan sebagai air minum. Sebut saja seperti mandi, penyiraman tanaman pertanian dan perkebunan, dan bahkan untuk keperluan industri sebut saja seperti pencucian. Oleh karenanya, proses sirkulasi air di bumi mengalami banyak hal dan bahkan diantaranya mengakibatkan karakteristik air yang berbeda-beda.

Di bumi sendiri, air umumnya berada dalam dua kategori yaitu, air laut dan air bawah tanah. Masing-masing jenis air ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan komposisi kimia yang terkandung di dalammnya. Air laut terasa asin karena mengandung banyak senyawa garam didalamnya, sementara itu air bawah tanah yang ada bersifat asam, basa dan netral, dan bahkan mengandung logam-logam yang berbahaya. Oleh karena itu, proses pemurnian dan pengolahan air memerlukan metode-metode tertentu. Berikut ringkasan 11 metodologi dalam pemurnian air.

Metode penggumpalan/ coagulation. Koagulasi atau penggumapalan dilakukan dengan cara menggunakan senyawa kimia seperti alumunium sulfat, besi klorida, dan besi fulfat. Ketika dimasukkan ke dalam air, terjadi proses hidrolisis. Metode penggumpalan berakibat pada peningkatan pH pada air.

Metode Flokulasi/ flocculation. Metode flokulasi adalah sebuah proses penggumpalan partikel-partikel tertentu dengan mencampurkannya secara pelan-pelan. Metode ini sering menggunakan koagulan seperti kapur dan pengadukan dilakukan tengan menuangkan air seperti air terjun.

Metode sedimentasi/ sedimentation. Proses sedimentasi bertujuan untuk menghilangkan material tertenu secara signifikan dengan melakukan pengendapan. Setelah dilakukan pengadukan, cairan lalu didiamkan selama beberapa malam sehingga meninggalkan pengendapan di bagian bawah.

Metode penyaringan/ filtration. Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan. Filtrasi atau penyaringan dilakukan untuk menghilangkan material solid dan suspensi. Hal ini dilakukan dengan melewatkan cairan pada sebuah penyaring, dan penyaring ini bertujuan untuk menahan material solid dan suspensi.

Metode Lime-Soda. Penggunaan batu kapur sebagai proses pelunakan atau penjernihan dengan penggunaan batu kapur. Batu kapur atau sering dikatakan sebagai senyawa tawas berfungsi untuk menangkap partikel-partikel halus dalam air dan mengubahnya menjadi endapan.

Granular Activated Carbon. Penggunaan karbon aktif sebagai senyawa penangkap partikel-partikel halus pada air juga dilakukan. Aktivasi karbon menyebabkan karbon bersifat reaktif sehingga dapat mengikat partikel atau bahkan molekul-molekul tertentu. Metode ini dianggap sebagai salah satu yang terbaik karena bersifat biocompatible.

Pemurnian besi dan mangan
. Pada air, aroma tidak menyenangkan dan rasa yang aneh disebabkan oleh kehadiran besi dan mangan. Untuk itu, dilakukan proses pengolahan dengan cara melakukan oksidasi pada air seperti dengan metode aerasi dan klorinasi.

Kontrol rasa dan aroma air
. Selain disebabkan oleh kehadiran unsur besi dan mangan, aroma dan rasa air juga disebabkan karena adanya mikroorganisme yang berkembangbiak di ari. Salah satu contoh adalah mikroorganisme Actinomyes, Nocardia, dan Streptomyces, atau mikroorganisme alga dari kelompok Anabaena dan Oscillatoria. Secara biologis, mikroorganisme ini menyebabkan penyakit, dan untuk menghilangkannya dilakukan metode aerasi, klroniasi dan adsoprsi.

Kontrol korosif air. Hampir semua jenis air bersifat korosif karena mengandung oksigen. Korosif atau pengkaratan terjadi karena proses oksidasi. Air yang mengandung oksigen cukup baik bagi tubuh manusia, namun apabila digunakan untuk pipa maka akan bersifat korosif dan berbahaya apalagi setelah itu dikonsumsi oleh manusia. Untuk mengatasinya dilakukan dengan melakukan pelunakan air menggunakan senyawa-senyawa alkaline yang dapat menurunkan pH.

Teknologi filtrasi membran/ membrane filtration technology. Teknologi membrane adalah salah satu metode terbarukan yang saat ini telah banyak diterapkan. Proses filtrasi yang sebelumnya dilakukan dilakukan dengan cara tradisional dan konvensional seperti penggunan pasir sebagai alat saring. Sementara itu, metode filtrasi membran menggunakan sebuah saringan dengan lubang-lubang yang cukup kecil berkisar antara mikro dan nano. Selain itu, saat ini teknologi membran telah mengadopsi sistem reverse osmosis.

Teknologi pertukaran ion/ ion exchange technology
. Yang terakhir adalah metode pertukaran ion-ion. Metode ini menggunakan ion yang diharapkan untuk mengganti ion-ion yang tidak diharapkan kehadirannya didalam air. Sebut saja seperti ion arsenic, nitrat, dan timbal. Untuk itu dilakukan metode ppertukaran ion dengan menukar ion-ion tersebut ke ion yang lebih biokompatibel seperti ion sodium.

0 comments: