Thursday, December 7, 2017

Ilmuwan temukan cara baru selamatkan terumbu karang Great Barrier Reef, Australia

Penelitian yang dilakukan oleh Ilmuwan dari Universitas of Queensland, Australian Institute of Marine Science, dan Universitas of Sheffield menemukan dan mengidentifikasi jenis-jenis terumbu karang yang dapat digunakan untuk menyembuhkan karang yang rusak. Namun demikian, alam tak bisa sendiri, diperlukan bantuan manusia khususnya masyarakat lokal untuk menjaganya.
Dirasah Ilmu – Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan ini mengambil tempat di wilayah Australia, yaitu wilayah The Great Barrier Reef (GBR). Terumbu karang ini merupakan salah satu keajaiban alam yang sangat menakjubkan karena karang-karang di wilayah ini saling bertautan sehingga membentuk sebuah rangkaian terumbu karang. Akan tetapi, meningkatnya karbon dioksida di lautan yang mengakibatkan pada peningkatan keasaman air laut menyebabkan beberapa terumbu karang di dunia mengalami bleaching atau pemutihan, salah satunya adalah terumbu karang The Great Barrier Reef yang telah empat kali mengalami pemutihan.

The Great Barrier Reef (GBR) dianggap sebagai salah satu ekosistem terkaya di dunia dengan keanekaragaman hayati yang tinggi. Hingga saat ini, para ilmuwan kelautan dan biologi telah mendata lebih dari 3800 jenis karang. Ekosistem di Great Barrier Reef memang pernah mengalami kehancuran seperti yang dijelaskan sebelumnya. Namun demikian, untuk proses konservasinya perlu ditinjau dua hal berupa pengasaman air laut atau ocean acidification dan pemangsa terumbu karang, yaitu Bintang Laut pemakan terumbu karang.

Penyelamatan Terumbu Karang The Great Barrier Reef
Salah satu temuan yang didapatkan oleh para peneliti dari ketiga institusi tersebut ialah adanya sebuah sistem yang bertujuan khusus untuk restorasi terumbu karang yang rusak di sistem GBR. Para peneliti mengidentifikasi 100 karang yang mampu mempercepat penyembuhan karang-karang yang rusak. Untuk melakukan hal tersebut, karang-karang harus mampu memenuhi tiga kriteria berikut berupa letak karang, arus laut, dan kedekatan pada bintang laut pemangsa karang.


Kriteria posisi karang dan arus laut menjadi kriteria terpenting dalam proses penyembuhan terumbu karang yang rusak di GBR. Demikian hal tersebut terpilih karena persoalan bleaching yang disebabkan oleh peningkatan keasaman air laut. Karang yang terletak berada di dekat wilayah yang asam tentunya akan terganggu proses reproduksinya, sehingga karang yang digunakan untuk proses recovery haruslah terletak di wilayah perairan dengan temperatur tergolong dingin. Selain itu, keadaan yang dingin mampu mempengaruhi tingkat kesehatan dari larva – terumbu karang bereproduksi menghasilkan larva --, sehingga tindakan pencegahan baik secara lingkungan dan biologis terumbu karang dapat tercapai.

Di lain hal, arus laut yang menjadi tolak ukur persebaran karang tak dapat dianggap remeh. Persebaran atau distribusi larva di laut secara alamiah tergantung pada arus laut. Tentunya, untuk menghidupkan kembali wilayah terumbu karang yang rusak tentunya larva-larva haruslah diarahkan ke wilayah tersebut dengan bantuan arus laut.

Sementara itu, tindakan pencegahan harus dilakukan terhadap bintang laut pemakan terumbu karang sehingga ekosistem tetap terjaga stabil.

Proses konservasi terumbu karang membutuhkan tindakan yang frekuentif, dan membutuhkan usaha yang berkesinambungan seperti monitoring. Partisipasi aktif dalam penyelamatan terumbu karang juga melibatkan manusia, salah satunya dalam tindakan pencegahan pada bintang laut pemakan terumbu karang. Penelitian ini juga mengindikasikan bahwa alam memiliki cara untuk menyelesaikannya, namun alam juga membutuhkan pertolongan manusia juga.

0 comments: