Sunday, February 18, 2018

Metodologi Pemurnian Air

Pemurnian dan pengolahan air dilakukan agar dapat dikonsumsi
Air adalah salah satu material yang penting bagi manusia. Tubuh manusia sendiri, hampir 80 persennya mengandung air, sehingga air memainkan peranan yang penting untuk kehidupan manusia. Namun demikian, tak banyak masyarakat yang dapat menikmati untuk konsumsi air. Di Indonesia sendiri, ada beberapa wilayah yang masyarakatnya mengalami kekurangan air. Meskipun demikian, sumber air di Indonesia tergolong cukup banyak, namun proses pemurnian dan pengolahannya yang masih sangat sedikit. Akhirnya, masih banyak masyarakat di Indonesia yang kekurangan sumber air.

Air digunakan untuk berbagai hal, tak hanya digunakan sebagai air minum. Sebut saja seperti mandi, penyiraman tanaman pertanian dan perkebunan, dan bahkan untuk keperluan industri sebut saja seperti pencucian. Oleh karenanya, proses sirkulasi air di bumi mengalami banyak hal dan bahkan diantaranya mengakibatkan karakteristik air yang berbeda-beda.

Di bumi sendiri, air umumnya berada dalam dua kategori yaitu, air laut dan air bawah tanah. Masing-masing jenis air ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan komposisi kimia yang terkandung di dalammnya. Air laut terasa asin karena mengandung banyak senyawa garam didalamnya, sementara itu air bawah tanah yang ada bersifat asam, basa dan netral, dan bahkan mengandung logam-logam yang berbahaya. Oleh karena itu, proses pemurnian dan pengolahan air memerlukan metode-metode tertentu. Berikut ringkasan 11 metodologi dalam pemurnian air.

Metode penggumpalan/ coagulation. Koagulasi atau penggumapalan dilakukan dengan cara menggunakan senyawa kimia seperti alumunium sulfat, besi klorida, dan besi fulfat. Ketika dimasukkan ke dalam air, terjadi proses hidrolisis. Metode penggumpalan berakibat pada peningkatan pH pada air.

Metode Flokulasi/ flocculation. Metode flokulasi adalah sebuah proses penggumpalan partikel-partikel tertentu dengan mencampurkannya secara pelan-pelan. Metode ini sering menggunakan koagulan seperti kapur dan pengadukan dilakukan tengan menuangkan air seperti air terjun.

Metode sedimentasi/ sedimentation. Proses sedimentasi bertujuan untuk menghilangkan material tertenu secara signifikan dengan melakukan pengendapan. Setelah dilakukan pengadukan, cairan lalu didiamkan selama beberapa malam sehingga meninggalkan pengendapan di bagian bawah.

Metode penyaringan/ filtration. Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan. Filtrasi atau penyaringan dilakukan untuk menghilangkan material solid dan suspensi. Hal ini dilakukan dengan melewatkan cairan pada sebuah penyaring, dan penyaring ini bertujuan untuk menahan material solid dan suspensi.

Metode Lime-Soda. Penggunaan batu kapur sebagai proses pelunakan atau penjernihan dengan penggunaan batu kapur. Batu kapur atau sering dikatakan sebagai senyawa tawas berfungsi untuk menangkap partikel-partikel halus dalam air dan mengubahnya menjadi endapan.

Granular Activated Carbon. Penggunaan karbon aktif sebagai senyawa penangkap partikel-partikel halus pada air juga dilakukan. Aktivasi karbon menyebabkan karbon bersifat reaktif sehingga dapat mengikat partikel atau bahkan molekul-molekul tertentu. Metode ini dianggap sebagai salah satu yang terbaik karena bersifat biocompatible.

Pemurnian besi dan mangan
. Pada air, aroma tidak menyenangkan dan rasa yang aneh disebabkan oleh kehadiran besi dan mangan. Untuk itu, dilakukan proses pengolahan dengan cara melakukan oksidasi pada air seperti dengan metode aerasi dan klorinasi.

Kontrol rasa dan aroma air
. Selain disebabkan oleh kehadiran unsur besi dan mangan, aroma dan rasa air juga disebabkan karena adanya mikroorganisme yang berkembangbiak di ari. Salah satu contoh adalah mikroorganisme Actinomyes, Nocardia, dan Streptomyces, atau mikroorganisme alga dari kelompok Anabaena dan Oscillatoria. Secara biologis, mikroorganisme ini menyebabkan penyakit, dan untuk menghilangkannya dilakukan metode aerasi, klroniasi dan adsoprsi.

Kontrol korosif air. Hampir semua jenis air bersifat korosif karena mengandung oksigen. Korosif atau pengkaratan terjadi karena proses oksidasi. Air yang mengandung oksigen cukup baik bagi tubuh manusia, namun apabila digunakan untuk pipa maka akan bersifat korosif dan berbahaya apalagi setelah itu dikonsumsi oleh manusia. Untuk mengatasinya dilakukan dengan melakukan pelunakan air menggunakan senyawa-senyawa alkaline yang dapat menurunkan pH.

Teknologi filtrasi membran/ membrane filtration technology. Teknologi membrane adalah salah satu metode terbarukan yang saat ini telah banyak diterapkan. Proses filtrasi yang sebelumnya dilakukan dilakukan dengan cara tradisional dan konvensional seperti penggunan pasir sebagai alat saring. Sementara itu, metode filtrasi membran menggunakan sebuah saringan dengan lubang-lubang yang cukup kecil berkisar antara mikro dan nano. Selain itu, saat ini teknologi membran telah mengadopsi sistem reverse osmosis.

Teknologi pertukaran ion/ ion exchange technology
. Yang terakhir adalah metode pertukaran ion-ion. Metode ini menggunakan ion yang diharapkan untuk mengganti ion-ion yang tidak diharapkan kehadirannya didalam air. Sebut saja seperti ion arsenic, nitrat, dan timbal. Untuk itu dilakukan metode ppertukaran ion dengan menukar ion-ion tersebut ke ion yang lebih biokompatibel seperti ion sodium.

Terumbu karang dalam masalah! bagaimana masyarakat mengatasinya?

Konservasi terumbu karang efektif dilakukan dengan peran serta masyarakat sekitar
(gambar didownload dari greenpeace.com)
Tim internasional yang terdiri dari beberapa ilmuwan telah mengembangkan strategi baru untuk meningkatkan kemampuan masyarakatat untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim. Strategi ini membuka pemahaman baru bagaimana cara kita untuk mengatasi hal-hal yang berkaitan terhadap perubahan iklim. Strategi tersebut dipublikasi dalam jurnal Nature Climate Change.

Jutaan masyarakat pesisir yang berada di kawasan tropis telah terkena dampak negatif dari pemutihan terumbu karang global. Pemutihan terumbu karang atau coral bleaching disebabkan oleh naiknya pH air laut akibat larutnya karbon dioksida dalam air laut. Sebagai hasilnya, air laut yang bereaksi dengan gas karbon dioksida meningkatkan peningkatan asam asetat. Semakin tinggi konsentrasi asam asetat didalam air, maka semakin tinggi tingkat keasamannya. Hal ini lah yang sedang terjadi di beberapa wilayah perairan tropis di bumi. Untuk itu, diperlukan strategi untuk mengurangi tingkat keasaman pada air laut tersebut karena keasaman dapat merusak terumbu karang. Tentunya, ini berdampak pada ekosistem laut yang pada akhirnya dapat mengancam kehidupan di bumi.

Seperti yang dilansir dari laman situs phys.org, Profesor Joshua Cinner dari James Cook University menyatakan bahwa strategi ini diperlukan agar masyarakat dunia khususnya mereka yang tinggal di wilayah pesisir pantai dapat berpartisipasi aktif dalam rangka mengurangi pemutihan terumbu karang. Yang menjadi hal yang menarik adalah wilayah terumbu karang yang mengalami kerusakan umumnya berada di wilayah perairan tropis dengan kondisi ekonomis rendah dan menengah. Pada umumnya, masyarakat pesisir pantai yang memiliki keterbatasan ekonomis secara langsung bergantung pada ketersediaan laut. Untuk memenuhi konsumsi sehari-hari, mereka langsung menangkap ikan baik secara tradisional maupun dengan cara modern. Hal ini tentunya berimplikasi pada masyarakat pesisir pantai adalah orang-orang yang sangat bergantung pada laut, tak hanya makanan melainkan untuk hal-hal lain seperti pariwisata dan bisnis pemancingan.
Proses rehabilitasi terumbu karang yang dilakukan oleh TNI AL
Ada lima langkah yang diusulkan oleh para peneliti yang berdasarkan jurnal yang telah dipublikasi di jurnal Nature Climate Change. Menurut Professor Cinner yang juga merupakan pemimpin pada studi yang melibatkan para peneliti dari Universitas Exeter, Amerika Serikat, Australia dan Cili menyatakan bahwa masyarakat pesisir memiliki kapabilitas yang dapat mencegah terjadinya coral bleaching akibat pengasaman air laut. Berikut kelima usulan yang dipublikasi:
  1. Hal pertama ialah dengan meyakinkan masyarakat pesisir bahwa mereka memiliki aset penting lainnya yang tak hanya bersumber dari laut. Ketergantungan masyarakat pesisir disebabkan sumber ekonomis mereka semata-mata hanya bergantung dari ketersediaan laut. Oleh karenanya, masyarakat pesisir perlu untuk didampingi bahwa mereka memiliki aset lain seperti rumah, tanah, ataupun kekayaan alam lainnya seperti pepohonan dan hutan. Akan tetapi, aset-aset ini perlu dikembangkan sehingga dapat menambah sumber pendapatan mereka.
  2. Hal selanjutnya adalah dengan menyediakan fleksibilitas untuk berubah. Maksud fleksibilitas disini ialah kemampuan masyarakat untuk mengubah cara pandang dan perilaku untuk meminimalisis kekurangan ataupun untuk mendapatkan keuntungan. Menurut Profesor Eddie Allison dari Universitas Washington, Amerika Serikat yang pernyataanya ditulis di situs phys.org mencontohkan bahwa para nelayan dapat mengubah pola tangkapannya dari spesies tertentu ke spesies lain. Atau kemampuan nelayan untuk berubah dari menangkap ikan menjadi penangkaran ikan seperti ikan kerapu.
  3. Pengajaran mengenai perubahan iklim dan proses adaptasi ekosistem pantai dan laut. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa masyarakat pesisir bergantung pada ketersediaan laut baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun sebagai sumber penghasilan. Perubahan iklim tentunya berdampak pada pola penangkapan karena ikan-ikan tak lagi banyak seperti dahulu sehingga masyarakat perlu diberikan pelatihan tentang metode dan strategi baru agar mereka dapat bertahan hidup tanpa terlalu bergantung pada ketersediaan laut.
  4. Peningkatan hubungan sosial. Masyarakat pesisir umumnya berada dalam struktur sosial yang sangat dekat. Mereka saling mengenal antara satu sama lain meskipun jarak antar rumah cenderung jauh. Meskipun demikian, persoalan ekonomis memaksa mereka untuk berkompetisi satu sama lain seperti istilah homo homini lupus. Padahal, hubungan sosial ini merupakan sumber daya yang berharga dan berpotensi besar apabila digunakan atau dimanfaatkan pada jalan yang tepat. Sebut saja seperti penangkaran ikan kerapu yang dikerjakan dalam sebuah kelompok sosial yang dapat meringankan masyarakat dari aspek ekonomis dan energi namun berpotensi meningkatkan taraf hidup.
  5. Pendayagunaan masyarakat adalah hal terkahir yang perlu dilakukan. Masyarakat pesisir memiliki sumber daya alam yang tak terbatas, dan itu tak hanya pada kekayaan alam saja. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, hubungan sosial yang dimiliki oleh masyarakat pesisir sangat kuat karena adanya ikatan persaudaraan.
Secara garis besar, kelima proposal yang diajukan oleh para peneliti ini bertujuan untuk membangun kapasitas bertahan hidup atau adaptasi masyarakat pesisir dalam menghadapi dampak perubahan iklim di wilayah perairan atau pesisir tropis. Keadaan masyarakat yang tergolong kompetitif dapat diatasi dengan adanya kelompok-kelompok kerja yang saling berintegrasi sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan lingkungan karena masyarakat pesisir sangat bergantung pada ketersediaan laut.

Sunday, January 14, 2018

Ikatan Kimia dan alasan terjadinya ikatan

Unsur-unsur kimia secara alamiah mencoba mencapai sebuah titik stabil. Untuk mendapatkan kestabilan, atom umumnya menggunakan berbagai cara. Sebut saja seperti unsur radioaktif yang meradiasikan isotop-isotopnya untuk mencapai kestabilan. Dan ikatan-ikatan secara kimiawi pun adalah salah satu alasannya.

Dirasah Ilmu – Untuk mencapai kestabilan, atom-atom memiliki prinsip berupa memenuhi kamar-kamar elektron. Secara kuantum, setiap atom memiliki kulit dan subkulit yang diisi oleh elektron. Stabilitas suatu atom ditinjau dari penuhnya atom dalam satu subkulit terluar, atau elektron-elektron mengisi subkulit setengah penuh. Dalam ilmu kimia, istilah ini disebut dengan aturan atau prinsip Afbau dalam topik konfigurasi elektron.

Berdasarkan uraian sebelumnya, diketahui bahwa terjadinya sebuah ikatan kimia adalah untuk mencapai kestabilan. Dengan kata lain, tidak stabilnya suatu unsur ataupun senyawa menunjukkan reaktivitas dari baik senyawa maupun unsur tersebut. Selanjutnya, apa-apa saja yang dikategorikan sebagai ikatan kimia?

Ikatan-ikatan Kimia
Ikatan ionik adalah jenis ikatan kimia yang pertama. Jenis ikatan ini sering dikatakan sebagai ikatan logam dan non-logam karena umumnya melibatkan unsur-unsur logam dan non-logam. Ikatan ionik seperti nama jenis ikatannya, terdiri atas ion-ion yang dihasilkan dari kedua jenis unsur tersebut. Contoh dari ikatan ionik adalah gram dapur dengan simbol NaCl, yang disusun atas kation Sodium (Natrium) dan anion Klorin.

Proses terjadinya ikatan ionik terjadi ketika elektron valensi (elektron terluar) dari suatu unsur mencoba untuk stabil. Unsur-unsur logam seperti logam-logam golongan IA dan IIA (alkali dan alkali tanah), cenderung untuk melepaskan elektron terluarnya. Sementara itu, unsur non-logam khususnya golongan VIA dan VIIA cenderung untuk mencari elektron. Dengan adanya kebutuhan akan kestabilan, Sodium (Natrium) melepaskan satu buah elektronnya untuk ditangkap oleh Klorin sehingga tercipta interaksi donor dan reseptor. Menariknya, ikatan ionik menciptakan jenis senyawa baru yang berbeda karakteristiknya baik fisis maupun kimiawi seperti garam dapur (NaCl).

Di lain hal, ikatan kimia juga terjadi ketika dua unsur meminjamkan satu atau dua elektron valensinya untuk digunakan oleh keduanya. Jenis ikatan ini disebut dengan ikatan kovalen. Berdasarkan pengamatan baik dari aspek teoretikal dan praktikal, ditemukan bahwa ikatan kovalen terjadi pada unsur yang sama seperti gas hydrogen, klorida, fluoride, bromide, dan iodide. Akan tetapi, ikatan kovalen juga terjadi pada unsur-unsur yang saling berdekatan antar golongan seperti P (fosfor) dengan Cl (klorin). Demikian pula dengan unsur-unsur yang memiliki ke-elektronegativitas yang mirip, ikatan kovalen sering terjadi.

Sebagai kesimpulan, atom-atom saling berinteraksi menciptakan sebuah ikatan secara kimiawi berdasarkan elektron terluarnya atau elektron valensi. Setiap terjadinya ikatan kimia, terbentuk jenis material baru yang secara karakteristik fisis dan kimiawi berbeda dari unsur-unsur pembentukannya.

Tuesday, January 9, 2018

Mencegah sepsis menggunakan nanospons makrofag

Sel makrofag dalam sel darah putih memicu terjadinya pembengkakan sepsis
Istilah sepsis mungkin sangat asing bagi para pembaca, begitu pula dengan makrofag. Namun, hal ini justru sering terjadi tanpa kita sadari. Sepsis adalah suatu mekanisme biologis yang terjadi pada tubuh ketika tubuh manusia terserang benda-benda asing seperti bakteria, senyawa kimia, atau logam. Di saat terserang, tubuh merespon dengan mengirimkan sebuah imun untuk mencegah terjadinya infeksi, sehingga menghasilkan sebuah bentuk pembengkakan di area tubuh yang terkena serangan. Lalu, mengapa harus dicegah?

Dirasah Ilmu -- Sebut saja bagian tubuh kita luka, lalu sel darah putih sebagai sel pelindung mengirimkan sel monositnya atau sel makrofag untuk melakukan tindakan karena ada zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Di saat proses pencegahan zat asing, makrofag menciptakan sitoksin (efek kemunculan sitoksin adalah demam) sekaligus menciptakan nanah sehingga terbentuk sebuah barrier untuk mencegah zat asing masuk. Efek samping dari barrier ini ialah adanya pembengkakan yang dapat mempengaruhi kinerja organ seperti kegagalan organ, septic shock, dan bahkan kematian.

Untuk mencegah terjadinya efek samping seperti kegagalan kinerja organ akibat proses auto-immune tubuh manusia, peneliti dari Universitas California San Diego menciptakan sebuah nano-spons yang dibuat dari sel makrofag. Komposisi nano-spons yang berasal dari makrofag bertujuan agar sistem immune tubuh manusia dapat mengenalnya, dan bukan menganggapnya sebagai benda asing yang bisa menjadi ancaman. Selain itu, bentuk spons ini dimaksudkan agar material ini dapat meng-absorbsi molekul yang dianggap sebagai benda asing dan mengeluarkannya dari aliran pembuluh darah.

Secara umum, tubuh manusia mengkonsumsi berbagai bahan makanan tanpa garansi yang jelas. Maksudnya adalah bakteri yang merupakan benda asing dapat masuk ke dalam tubuh kapanpun dan memicu mekanisme sepsis itu sendiri. Para dokter ataupun apoteker memberikan antibiotik sebagai solusi untuk mencegah terjadinya sepsis yang disebabkan oleh bakteria. Namun demikian, hal ini tidak dapat menurunkan resiko terjadinya pembengkakan yang disebabkan melalui proses auto-immune tubuh. Sepsis yang disebabkan bakteria umumnya menghasilkan sebuah molekul beracun bernama endotoksin, sehingga memicu pembentukan protein cytokinesis atau sitoksin yang bertanggungjawab untuk terbentuknya pembengkakan. Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya pembengkakan tingkat tinggi, dibutuhkan sebuah sistem untuk meregulasi sitoksin ini.

Penelitian nanospons makrofagus ini melibatkan dua kelompok tikus berjumlah 10 setiap kelompoknya yang masing-masing terserang sepsis akibat bakteri E. Coli. Satu kelompok tikus ini lalu diberikan nanospons makrofag (sel makrofag diambil dari sel darah putih tikus tersebut), dan sisanya tidak diberikan nanospons makrofag. Dari hasil penelitian yang diterapkan, grup tikus yang diberikan nanospons makrofag tetap hidup, sedangkan kelompok tikus lainnya mati akibat pembengkakan sistemis yang terjadi akibat sepsis.

Dengan memanfaatkan sel makrofagus dari tikus, para peneliti melakukan pelapisan nanopartikel pada sel tersebut. Hasilnya, didapatkan sebuah sel makrofagus dengan membrane nanopartikel yang bertujuan untuk meng-absorbsi benda-benda asing di dalam aliran darah. Metode drugs delivery ini tak hanya dapat memperbaiki pembuluh darah yang rusak, tetapi juga dapat mencegah terjadinya pembengkakan yang dapat memicu kegagalan kinerja organ.

More Information: Soracha Thamphiwatana et al. Macrophage-like nanoparticles concurrently absorbing endotoxins and proinflammatory cytokines for sepsis management, Proceedings of the National Academy of Sciences (2017). DOI: 10.1073/pnas.1714267114

Grafena dalam perkembangan Internet of Things

Struktur hexagonal material grafena atau graphene
Material grafena atau graphene, sejak ditemukan pada tahun 2004, telah banyak mengubah pandangan para ilmuwan dan peneliti tentang masa depan. Grafena adalah material turunan dari grafit yang memiliki struktur tunggal tanpa memiliki sisi aktif. Grafena sendiri memiliki bentuk struktur segi enam seperti sarang lebah sehingga memiliki karakteristik yang cukup menjanjikan, unik, dan menarik. Karakteristik atau sifat material ini yang unik antara lain lebih kuat dari besi dan baja, namun memiliki massa yang lebih ringan dari logam besi tersebut. Selain itu, sifat konduktivitas listriknya lebih baik dibandingkan dengan tembaga.

Dirasah Ilmu - Grafena yang merupakan material dua dimensi dengan struktur sarang lebah ini baru-baru saja dikembangkan oleh para peneliti dan ilmuwan di Universitas Manchester, Inggris. Mereka mengembangkan grafena sebagai sebuah sensor yang tertanam pada Radio-Frequency Identification (RFID) yang berarti dapat dimanfaatkan dalam konteks nirkabel atau wireless. Dengan adanya sifat ini, maka grafena dapat merevolusi industri internet di dunia, karena dapat menyimpan bentuk informasi dalam bentuk elektronik. Sehingga secara langsung grafena dapat menjadi solusi dari segala persoalan yang berkaitan dengan internet seperti bertindak sebagai sumber energi atau baterai pada devais-devais elektronik.

Lalu, bagaimana para ilmuwan mengembangkan grafena yang merupakan material karbon tersebut?

Sederhananya, grafena yang merupakan material 2-D (lapisan tunggal) disusun berlapis-lapis bercampur dengan grafena oksida (grafena oksida merupakan material turunan dari grafena). Layaknya sebuah wafer dengan lapisan grafena-grafena oksida, kedua material ini menghasilkan interaksi berupa ikatan Van der Waals. Lapisan heterogen grafena-grafena oksida ini lalu dikarakteristisasi, dan sifat yang didapatkan antara lain berupa kemampuan untuk terhubung dengan semua jaringan nirkabel. Maksudnya?

Ikatan Van der Waals pada grafena-grafena oksida mampu menghasilkan sumber energi karena adanya interaksi antara dua kutub (dipole). Sebagai konsekuensinya, dihasilkan induksi listrik didalamnya. Induksi listrik tersebut terjadi karena adanya perpindahan muatan listrik sehingga secara langsung menghasilkan kemampuan penghantaran energi listrik melalui gelombang. Oleh karenanya, lapisan grafena-grafena oksida ini dapat digunakan sebagai remote sensing.

Keunggulan lain yang didapatkan dari lapisan heterostruktur grafena-grafena oksida ini ialah kemampuan nirkabelnya yang tidak memerlukan sumber energi. Dengan adanya hal tersebut, komunikasi nirkabel dapat dilakukan tanpa membutuhkan daya dari devais penerima. Selain itu, dengan teknik lapisan, perkembangan grafena sebagai sensor dapat diproduksi dalam skala besar.

Thursday, January 4, 2018

Menggali kandidasi kepala daerah Sumatera Utara

Mencari pemimpin yang tepat pada perhelatan pilgubsu di Sumut
Sebagai provinsi perkebunan, Sumatera Utara memberikan dukungan ekonomis yang cukup besar bagi perkembangan negara Republik Indonesia. Di lain hal, provinsi ini juga memiliki keberagaman budaya yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kehidupan sosial dan ekonomis masyarakatnya. Di tahun 2018 ini, masyarakat Sumatera Utara pun akan diberikan tanggung jawab untuk memilih kepala daerah yang nantinya selama lima tahun mampu untuk memanfatkan potensi ini. Namun, siapakah?

Dirasah Ilmu – Sejak tahun 2005, kepala daerah di Sumatera Utara terpilih karena proses “abdikasi criminal” yang disebabkan oleh berbagai hal. Tak hanya korupsi, kolusi dan nepotisme, persoalan rumah tangga pun menjadi pemicu untuk melakukan abdikasi tersebut. Namun, terlepas dari setiap permasalahan yang dikemukakan selama hampir dua dekade terakhir, prestasi terbesar yang dirasakan oleh masyarakat Sumatera Utara hanya terbatas pada infrastruktur transportasi semata berupa pembangunan bandara dan pelabuhan di beberapa wilayah kabupaten.

Sektor lain seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan, serta peningkatan peradaban masyarakat tergolong rendah. Meskipun pengunjung pada Istana Maimoon meningkat drastis, fasilitas pendidikan, kesehatan dan kebudayaan hanya dibangun semata-mata untuk membuat mata masyarakat nyaman. Sebut saja seperti fasilitas gedung, jaringan internet nirkabel, perpustakaan sekolah yang tidak optimal. Sementara itu, tempat-tempat publik yang befungsi untuk meningkatkan peradaban masyarakat seperti museum, taman-taman kota tak tersentuh oleh pemerintah secara maksimal.

Namun demikian, ukuran kandidasi yang dimaksud oleh penulis bukan terletak pada keberagaman proyeksi kerja yang ditawarkan oleh para kandidat yang muncul saat ini.

Ukuran Kandidasi Kuno dan Modern
Sepanjang penulis mengikuti proses pemilihan umum baik daerah maupun nasional (legislatif dan eksekutif), ada tiga hal yang digunakan para kandidat untuk dapat terpilih berupa pelayanan kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur jalan. Dengan ketiga program utama tersebut masyarakat menganggap bahwa sektor-sektor ini adalah hal yang esensial. Kecenderungan untuk memilih kandidat berdasarkan ketiga program ini berujung pada ketidakpedulian pada karakteristik seorang kepala daerah sebagai pemimpin.

Dalam ajaran Islam, karakteristik kepemimpinan tersebut dibangun atas tiga hal berupa SAFT, yaitu Shiddiq, Amanah, Fathanah, dan Tabligh. Namun, diskursus karakteristik kepemimpinan saat ini seolah-olah taboo untuk dibicarakan bahkan untuk dijadikan pedoman bagi mereka para kandidat untuk dijadikan jargon kampanye. Maka dari itu, penulis mencoba mengukur dari konteks fiqh yang diajarkan oleh Islam itu sendiri. Sehingga para pembaca dapat menilai apakah ukuran ini pantas untuk dijadikan acuan, atau bahkan irrelevant di zaman modern ini.

Seorang sahabat menjawab pertanyaan penulis mengenai apa hal yang pertama sekali harus dilakukan untuk mempelajari Fiqh, maka ia menjawab, “Taharah” yang artinya bersuci. Mengapa demikian? “Ia melanjutkan, bagaimana mungkin engkau bisa belajar apabila dirimu tidak bersuci?” Maksudnya? “Kebersihan secara fisis akan membawamu pada kebersihan hati dan niat, sehingga mudah bagimu untuk belajar”. Itulah mengapa, dalam mempelajari ilmu Fiqh atau syariat Islam hal yang pertama sekali dibahas ialah “Bersuci” atau dalam Bahasa umum ialaah “Kebersihan”.

Maka, beranjak dari pemahaman tersebut ukuran kandidasi yang terbaik ialah dengan menonjolkan program-program tentang kebersihan. Sebut saja seperti janji kampanye tentang “Sumut Sehat” dengan cara menggratiskan uang berobat. Hal ini tentu akan menjadi lahan basah bagi mereka untuk setiap tahunnya mengalokasikan dana untuk perobatan rakyat, mungkin dengan istilah sekarang BPJS. Artinya, setiap janji kampanye yang disebutkan ditulis sedemikian rupa sehingga samar bagi pembaca bahwa meskipun itu terlihat long-term solution tapi justru itu short-term solution. Bukankah istilah, “Mencegah lebih baik dari mengobati?”

“Kebersihan adalah sebahagian dari Iman” adalah salah satu pepatah yang sering terdengar. Berdasarkan pepatah tersebut ia dapat berkembang pada konteks lapangan kerja, pendidikan dan lingkungan. Sebut saja seperti janji kampanye, “Pengelolaan sampah berdaya guna untuk Sumut Bersih” yang apabila dikelola dengan baik dapat menghasilkan gas metana yang digunakan sebagai sumber energi listrik ataupun panas untuk memasak. Selain itu, dengan adanya pengelolaan sampah, dapat dibayangkan sektor lapangan pekerjaan yang tercipta mulai dari pengumpulan sampah, pengelolaan sampah, dan hasil pengelolaan sampah.

Di lain hal, pemanfaatan sampah mampu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang lingkungan sehingga mereka memahami dampak lingkungan. Tentunya, pemerintah akan melakukan bentuk-bentuk penyuluhan dan workshop bagi masyarakat, sehingga mereka terlibat secara aktif. Di sektor pendidikan, solusi krisis energi yang telah diatasi memunculkan dana yang cukup untuk meningkatkan fasilitas dan infrastruktur pendukung sekolah. Dengan demikian, makna “Bersihnya seorang pemimpin” dapat diukur dari program-program nyatanya yang secara langsung tertuju pada konsep “Taharah/ Bersuci/ Kebersihan”.

Islam dan Taharah
Bagi anda ummat Islam, Surah Al-Ankabut ayat 45 menyatakan tentang ibadah dalam mencegah perbuatan keji dan munkar. Namun, khususnya bagi anda para kader organisasi tertentu yang memiliki diskursus ini justru tersandung pada ranah pemahaman praktikal. Konteks praktikal yang dimaksud adalah Taharah sebelum beribadah yang dalam pengertian manusia mencoba untuk membersihkan dirinya dari kotoran-kotoran fisikal untuk mencapai kebersihan secara spiritual. Jadi, sederhananya adalah konsep “kebersihan” secara fisikal haruslah ditegakkan sebelum menjadi seorang Imam.

Nah, bagaimana seorang kepala daerah dapat menjawab problematika yang didapat di masyarakat Sumatera Utara pada konteks sosial dan ekonomi? Maka jawabannya adalah bangunlah sarana dan infrastruktur terkait dengan kebersihan, bukan kesehatan, pendidikan, ataupun energi terlebih dahulu. Hal inilah yang mungkin disadari oleh walikota Bandung tentang kebersihan kota melalui pemanfaatan taman-taman dan pohon-pohon kota.

Sebagai kesimpulan, hemat penulis, ukuran kandidasi yang terbaik bagi kepala daerah Sumatera Utara ialah mereka yang peduli tentang kebersihan. Dengan mencoba membersihkan diri dari kotoran-kotoran fisikal, maka si kandidat telah mencoba untuk menghindarkan dirinya dari hal-hal yang bersifat kotor sehingga ia akan menuju kepada kebersihan spiritual.

Tuesday, January 2, 2018

Worksheet PDF Irregular Verbs


Dalam Bahasa Inggris, terdapat dua jenis kata kerja yaitu irregular dan regular verbs. Pada artikel kali ini, kami dari tim Dirasah Ilmu menyediakan sebuah teka teki silang tentang bentuk kedua dari irregular verbs. Jadi, daripada menghapalnya, bagaimana dengan cara menebak melalui teka teki silang yang telah kami sediakan.

Silahkan download linknya dari Drive Google di bawah ini